Rabu, 06 Oktober 2010

Batuan Sedimen


Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai berikut:

Klasifikasi berdasarkan genesanya:
a) Batuan Sedimen Klastik/Mekanik (Clastic Sedimentary Rock)
Batuan sedimen klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses perombakan batuan lain yang telah ada sebelumnya. Hasil rombakan itu kemudian mengalami transportasi oleh media air, angin atau es dan diendapkan di tempat lain. Endapan tersebut disebut sebagai sedimen. Dengan berjalannya waktu, endapan sedimen mengalami pembatuan atau litifikasi menjadi batuan sedimen.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan ukuran dan bentuk butir)

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung dan fragmen batuan Batupasir Graywacke
< 1/256 mm Laminasi Serpih masif Lempung Tekstur Klastik: 1. Besar butir (Grain size) 2. Pemilahan (Sorting) 3. Pembundaran (Roundness) 4. Kemas (Fabric) b) Batuan Sedimen Non-Klastik (Nonclastic Sedimentary Rock) Tekstur Non-Klastik: 1. Amorf (Amorphous) 2. Olit (Oolitic) 3. Pisolit (Pisolitic) 4. Sferolit (Spherulitic) 5. Membungkal (Saccharoidal) c) Batuan Sedimen Kimiawi (Chemical Sedimentary Rock) terbentuk dari pengendapan akibat proses kimiawi (evaporasi / presipitasi). Contoh : batugaram (halit), batugipsum, anhidrit, travertin, chert. Struktur Kimiawi: 1. Stilolit (Stylolite) 2. Konkresi (Concretion) 3. Septaria (Septaria) 4. Geoda (Geode) 5. Kerucut dlm kerucut (Cone-in-cone) d) Batuan Sedimen Organik/Biogenik (Organogenetic Sed.Rock) terbentuk dari pengendapan bahan organis (sisa-sisa hewan & tumbuhan).Contoh : batugamping, batubara, dolomit, diatomit, radiolarit Struktur Organik/Biologi: 1. Bioherma (Bioherm) 2. Biostroma (Biostrome) Klasifikasi berdasarkan komposisi utamanya: a) Batuan Sedimen Detritus Kasar (Coarse Clastic Sedimentary Rock) Contoh : breksi, konglomerat, kokuina b) Batuan Sedimen Detritus Sedang (Medium Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batupasir, arkosa, grewak c) Batuan Sedimen Detritus Halus (Fine Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batulanau, batulempung, batulumpur, serpih d) Batuan Sedimen Karbonat (Carbonatic/Calcareous Sed.Rock) Contoh : batugamping, dolomit, kapur (chalk), kalkarenit e) Batuan Sedimen Evaporit (Evaporite Sedimentary Rock) Contoh : batugipsum, batugaram, anhidrit, travertin f) Batuan Sedimen Silikaan/Kersikan (Siliceous Sedimentary Rock) Contoh : batuapi (flint), rijang, jasper, fosforit, diatomit, radiolarit g) Batuan Sedimen Besian (Ferriferous Sedimentary Rock) Contoh : batu silikat besi, batu oksida besi, batu sulfida besi h) Batuan Sedimen Fosfatik (Phosphatic Sedimentary Rock) Contoh : fosforit, kolofanit, batugamping fosfatik Klasifikasi berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen: a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain. b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. contohnya : tanah loss, sand dunes. c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya morena, drimlin Klasifikasi berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan): a) Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit,napal, dan sebagainya. b) Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya. c) Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis). Klasifikasi Grabau (1904): Menurut Grabau, batu gamping dapat dibagi menjadi lima berdasarkan ukuran dan teksturnya,yaitu: a) Kalsidurit, yaitu batugamping yang berukuran butirnya > 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir.
b) Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir (1/16 – 2 mm).
c) Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari ukuran pasir.
d) Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin.
e) Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, misalnya terumbu dan stromabolity.
Klasifikasi Folk (1962):
Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis allochem yang dominant, maka Folk membagi batu gamping menjadi 4 Famili:
a) Pellet,yaitu suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut (facialpellet). Sedangkan jika mempunyai ukuran yang agak besar disebut lump.
b) Oolit,yaitu suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya berfosil dan apabila disayat maka mempunyai bentukkonsentris.
c) Fossil,yaitu termasuk kedalam allochemical, karena mengalami transportasi ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton.
d) Intaclast,yaitu suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body).
Klasifikasi Dunham (1962):
Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasi antara lain:
a) Derajat perubahan tekstur pengendapan.
b) Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi.
c) Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat.
Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi:
a) Boundstone : hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).
b) Grainstone : hubungan antara komponen-komponen tanpa Lumpur.
c) Packstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen betolit.
d) Mudstone : Lumpur wackestone.


BATUAN BEKU

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya (ROSENBUSH,1877-1967):
a) Effusive Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dipermukaan.
b) Diko Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dekat dengan permukaan.
c) Deep seated rock ; untuk batuan beku yang jauh didalam bumi.oleh W.T Huang 1962, jenis batuan ini disebut batuan plutonik, sedangkan batuan effusive rock disebut batuan volkanik.

Klasifikasi berdasarkan tempat kejadiannya (genesa):
a) Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b) Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c) Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
Klasifikasi berdasarkan Senyawa kimia ( CJ. Hughes, 1962 ):


Klasifikasi berdasarkan ukuran kristalnya:
a) Batuan beku volkanik.
Biasanya mempunyai ukuran kristal yang relative halus, karena membeku dipermukaan atau dekat dengan permukaan bumi.
b) Batuan beku hipabisal.
Biasanya mempunyai kristal – kristal yang berukuran sedang atau percampuran antara kasar dan halus, karena membeku di dalam permukaan bumi.
c) Batuan beku plutonik.
Biasanya mempunyai kristal – kristal yang berukuran kasar, karena membeku jauh di dalam permukaan bumi.

Klasifikasi berdasarkan susunan mineralogi:
a) Kelompok Granit – Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil
c) Kelompok Gabro – Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

klasifikasi menurut Russel B. Travis berdasarkan tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya:
a) Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga atau kelompok:
a) keluarga granit – riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya melebihi plagioklas
b) keluarga granodiorit – qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
c) keluarga syenit – trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
d) keluarga monzonit – latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
e) keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi plagioklas
f) keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
g) keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas melimpah
h) keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
i) keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
j) keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.


Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
Menurut SJ. Shand (1943):
a) Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30% b) Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60% c) Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90% d) Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

Menurut SJ Elis (1948):
a) Felsic : bila memiliki indeks warna <10% b) Mafelsic : bila memiliki indeks warna 10% - 40 % c) Mafic : bila memiliki indeks warna 40% - 70% d) Ultramafic : bila memiliki indeks warna >70%

BATUAN METAMORF

Klasifikasi berdasarkan tingkatannya yang menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi pada batuan asalnya:
a) Batuan metamorf tingkat rendah, seperti slate (batu sabak)
b) Batuan metamorf tingkat menengah, seperti filit
c) Batuan metamorf tingkat tinggi, seperti skis
Klasifikasi berdasarkan teksturnya:



Klasifikasi berdasarkan komposisi kimianya batuan metamorf:
a. Calcic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik (kaya unsur Al), umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh: batusabak dan Phyllite.
b. Quartz Feldsphatic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kuarsa dan feldspar. Contoh : Gneiss.
c. Calcareous Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh : Marmer
d. Basic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semibasa dan menengah, serta tufa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur K, Al, Fe, Mg.
e. Magnesia Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan Mg. Contoh : serpentit, sekis.

Batuan vulkanik
Klasifikasi batuan vulkanik:
a) batuan volkanik instrusif yang sering disebut dengan batuan non fragmental
b) batuan beku ekstrusif (ekplosif) yang sering disebut dengan batuan fragmental (piroklasik). Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya (Schmid, 1981):
Ukuran Piroklas Endapan piroklastik
Tefra (tak terkonsolidasi) Batuanpiroklastik (terkonsolidasi)
> 64 mm Bom, blok Lapisan bom / blok
Tefra bom atau blok Aglomerat, breksi piroklastik
2 – 64 mm lapili Lapisan lapili atau
Tefra lapili Batulapili (lapillistone)
1/16 – 2 mm Abu/debu kasar Abu kasar Tuf kasar
< 1/16 mm Abu/debu halus Abu/debu halus tuf halus

c) batuan volkanik ekstrusif (efusif), seperti aliran lava.