contoh laporan praktikum geomorfologi tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan salah satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan  adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan daerah atau kawasan yang akan kita bangun. Dalam hal ini adalah mengenai keadaan geomorfologinya.
Di setiap kawasan yang berbeda pastilah memiliki keadaan geomorfologi yang berbeda pula. Ada kawasan yang datar, miring, curam, atau bahkan bergelombang. Setiap kawasan dengan keadaan geomorfologi yang berbeda itu pasti juga memerlukan perlakuan yang berbeda dalam pembangunannya.
Atas dasar itulah pengamatan dan pembuatan peta geomorfologi suatu kawasan yang akan dibangun merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengadakan pengamatan dan membuat peta geomorfologi kawasan yang akan kita bangun maka kita akan mendapatkan data-data mengenai  kontur, beda ketinggian atau profil lahan tersebut. Dengan  mengetahui data-data tersebut maka pembangunan dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu. Peta banyak jenis macam ragamnya, salah satu jenis peta adalah peta topografi atau peta morfologi. Ini merupakan peta dasar yang sering dipakai untuk memetakan peta-peta lainnya. Dalam peta ini ada satu komponen utama yaitu ketinggian atau topografi yang memperlihatkan bentuk atau morfologi luar. Ketinggian ini sering direpresentasikan dalam sebuah garis ketinggian atau garis sama tinggi, ataupun pewarnaan.
Peta topografi berisi informasi lain selain ketinggian. Misalnya: jalan, sungai, gunung beserta nama-namanya. Sehingga dengan peta dasar itu dapat dibuat peta-peta lainnya.
Warna merah menunjukkan tempat yang tinggi (perbukitan) sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang rendah. Garis warna biru ini merupakan sungai atau lembah berair. Tentu saja air mengalir dari tempat tinggi ketempat rendah. Lembah berair ini akan berada pada daerah yang sering bertebing curam berbentuk V. Bentuk-bentuk dari garis kontur ketinggian serta bentuk sungai merupakan data yang penting buat ahli geologi dalam.
Pada peta skala lebih besar atau mencakup daerah yang besar, maka lembah sungai akan membentuk konfigurasi yang sangat berbeda-beda tergantung dari batuan yang dilewatinya. Gunung Api terlihat seperti kerucut karena memang sesuai dengan proses pembentukannya.
Peta geologi dibawah ini menunjukkan jenis-jenis serta umur, juga macam ragam batuan yang menyusun ditempat itu. Setiap daerah berbeda-beda batuannya. Ada yang berwarna merah yang merupakan batuan volkanik produk gunung api, juga ada warnna coklat, juga ada biru dan warna kuning serta hijau. Warna-warni ini menunjukkan batuan yang berbeda. Apabila peta geologi dan peta morfologi/topografi itu di tampalkan (overlay), maka dapat dengan mudah kita mengenali berbagai bentuk bukit dan gunung ini sangat khas pada batuan yang khas. Daerah berbukit kapur diwarnai dengan warna biru, sedangkan warna kuning dan coklat menunjukkan bahwa daerah itu tersusun oleh batu pasir atau batuan berbukit kasar lainnya disebut breksi (breccia).
Morfologi ditentukan oleh bahan dan proses serta waktu (lama proses itu berlangsung).bentuk morfologi sangat ditentukan oleh proses dari dalam yang membangun (endogen), Jenis batuannya, serta proses yang mengukirnya (eksogen).
1.2 Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari pengamatan keadaan geomorfologi dari suatu kawasan adalah
1.      Mengetahui kontur dari suatu kawasan
2.      Mengetahui perbedaan ketinggian dari setiap luasan di suatu kawasan
3.      Mengetahui kemiringan dari suatu kawasan



1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pengamatan keadaan geomorfologi dari suatu kawasan adalah
1.      Kita dapat menentukan jenis relief dari suatu kawasan
2.      Kita dapat merencanakan dan melaksanakan pembangunan dengan baik dan sesuai dengan keadaan geomorfologi kawasan yang akan dibangun.
 

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi
Menurut SNI 13-4691-1998 definisi pengertian peta geologi adalah:
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
Peta  geologi  disajikan  berupa  gambar  dengan  warna,  simbol  dan  corak  atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
            Peta  geologi  berskala  1:500.000  dan  yang  lebih  kecil  (1:1.000.000;  1:2.000.000 dan 1:5.000.000) disebut peta geologi berskala kecil, bertujuan menyajikan tataan geologi  regional dan sintesisnya.
            Kualitas peta geologi dapat dibedakan atas peta geologi standar dan peta geologi
tinjau/ permulaan .
            Peta  geologi  standar  adalah  peta  geologi  yang  dalam  penyajiannya  memenuhi seperti  persyaratan  teknis  yang  tercantum  dalam  uraian  2  dengan  proses pembuatan mengikuti seperti dalam unsur tambahan utama uraian 3.  Peta  geologi  tinjau/permulaan  adalah  peta  geologi  yang  dalam  penyajian  dan pembuatannya belum seluruhnya mengikuti kaidah-kaidah peta geologi standar.  Peta geologi dibedakan atas peta geologi sistematik dan peta geologi tematik.  Peta  geologi  sistematik  adalah  peta  geologi  yang menyajikan  data  dasar geologi dengan  nama  dan  nomor  lembarnya mengacu  pada  SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK Penggantinya. Peta  geologi  tematik  adalah  peta  geologi  yang  menyajikan  data  geologi  untuk tujuan tertentu, misalnya peta geologi teknik, peta geologi kuarter.
Seluruh  wilayah  daratan  Indonesia  tercakup  dalam  peta  geologi  sistematik  dari
berbagai skala sebagai berikut : 
a.   1007 lembar peta geologi skala 1:100.000.
b.  198 lembar peta geologi skala 1:250.000.
c.  76 lembar peta geologi skala 1:500.000.
d.  16 lembar peta geologi skala 1:1.000.000.
e.  2 lembar peta geologi skala 1:2.000.000.
f.  1 lembar peta geologi skala 1:5.000.000.
Peta geologi diterbitkan oleh  instansi pemerintah atau badan usaha yang ditunjuk pemerintah.  Instansi yang berwenang menerbitkan peta geologi sistematik adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (disingkat P3G), Direktorat Jenderal Geologi  dan  Sumberdaya  Mineral,  Departemen  Pertambangan  dan  Energi Republik Indonesia.
            Pada hakikatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya.adapun bentang alam(landscape)didefinisikan sebagai panorama lam yang disusun oleh elemen elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas dari terrain,sedang bentuk lahan(landform)adalah komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
            Pada dasarnya geomorfologi mempelajari bentuk bentuk bentang alam,bagaimana bentang alam tersebut terbentuk secara konstruksional yang diakibatkan oleh tenaga endoen,dan bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar yaitu tenaga eksogen.seperti,pelapukan,erosi,denudasi,sedimentasi.Air,angin,dan gletsersebagai agen yang merubah batuan atau tanah yang membentuk bentang alam yang bersifat destruksional,dan menghasilkan bentuk bentukalam darat tertentu(landform)
            Pengaruh struktur(pelipatan,pengangkatan,intrusi,ketidakselarasan,termasuk didalamnya jenis jenis batuan)yang bersifat konstruksionak,dan proses yang bersifat dekstrusional(pelapukan,longsoran kerja air,angin,gelombang,pelarutan an lainnya,sudah diakui oleh para ahli geologi dan geomorfologi sebagai dua buah parameter penting dalam pembentukan muka bumi.Selain itu batuan sebagai bagian dari struktur dan tahapan proses geologi merupakan factor yang cukup penting.
            Selama pertengahan abad ini,hamper semua kegiatan riset geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi geologi saja,dengan menganalisis bentang alam dan bentuk bentuk alam yang mengarah pada kecurigaan pada unsure unsure struktur geologi tertentu atau jenis-jenis batuan,yang ,pembelokan atau kelurusan sungai,bukit,ban bentuk alam lainnya.Tetapi dalam empat dekade,riset geomorfologi  sudah mulai diarahkan pada studi tentang proses proses geomorfologi,walaupun kegiatan interpretasi masih tetap tidak ditinggalkan dan tetap diperlukan.Selain itu pembangunan fisik memerlukan informasi mengenai geomorfologi yang menyangkut antara lain:
1. Geometri  bentuk muka bumi
2. Proses proses geomorfologi yang sedang berjalan serta besaran-besarannya dan  antisipasi terhadap perubahan bentuk muka bumidalam sekala detail dapat mempengaruhi pembangunan.
Aplikasi Geomorfologi
Geomorfologi mempelajari bentang lahan (landscape) atau bentuk muka bumi (landform) yang ada sekarang, dan memprediksi proses geomorfik apa saja yang telah terjadi sehingga dihasilkan landscape atau landform yang ada seperti sekarang. Suatu asumsi penting bahwa setiap proses geomorfik akan menghasilkan landscape atau landform dengan ciri yang unik (khas). Jadi, dengan mengenali hasil proses tersebut, yaitu land scape atau landform yang ada sekarang, maka dapat diperkirakan proses geomorfik apa yang telah terjadi sehingga dihasilkan landscape atau land form seperti itu.
Proses geomorfik sangat dipengaruhi oleh struktur geologi kerak bumi pada landform tersebut berada. Bukti terjadinya perubahan atau proses geologis itu tampak atau membekas (in print) pada landform yang terbentuk oleh proses itu. Proses geologis yang telah dan sedang terjadi yang dapat dikenali dari karakteristik landform dan merupakan informasi penting bagi perencanaan atau desain pembuatan konstruksi jalan, jembatan, bendungan dan sebaginya.
Pengetahuan geomorfologi dan analisis bentuk lahan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, dan lebih rinci dibahas dalam modul 9.  Misalnya, aplikasi geomorfologi pada bidang pertanian, khususnya ilmu tanah dan berbagai bidang teknik sivil atau kontruksi bangunan. Proses geomorfik merupakan faktor sangat penting yang menentukan proses pembentukan dan perkembangan tanah. Batas unit sebaran jenis tanah di lapang sering sejajar dengan batas unit bentuk lahan, sehingga hasil analisis suatu bentuk lahan sangat membantu dalam pekerjaan survai tanah dan evaluasi kesesuaian lahan, khususnya dalam hal pembatasan unit tanah atau lahan untuk kegunaan tertentu.
Prinsip Dasar Geomorfologi
Thornbury (1969) menjelaskan beberapa prinsip dasar yang digunakan dalam interpretasi bentuk lahan (landform) oleh geomorfologi diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Proses fisika dan hukum yang bekerja saat ini, sama dengan yang bekerja pada masa lampau ”dalam hitungan waktu geologis” meskipun intensitasnya tidak harus sama.

Misalnya, proses erosi dan pegendapan yang terjadi di masa lampau dan yang terjadi saat ini mengikuti aturan yang sama. Erosi terjadi terutama pada bagian lereng atas – tengah yang curam, berdampak pada penipisan solum tanah; sedangkan deposisi terjadi pada bagian lereng bawah yang datar dan berakibat terjadinya penebalan solum tanah. Proses lain, seperti volkanisme, longsoran, dan pembentukan delta yang terjadi di masa lampau dan yang sekarang, mengikuti aturan yang sama pula. Pada kedua masa kejadian ter-sebut mungkin hasilnya berbeda dalam hal kuantitas yang dihasilkan per sa-tuan waktu, karena faktor yang mempengaruhi dan energi yang terlibat pada kejadian dalam masing-masing masa geologis tersebut dapat saja sangat berbeda intensitasnya.

2.      Struktur geologi merupakan faktor pengontrol utama dalam evolusi bentuk lahan, dan struktur geologi tersebut tampak (wujud) dalam bentuk lahan yang terbentuk.
Misalnya, daerah yang dulunya merupakan kawasan perbukitan dengan struktur geologi lipatan atau patahan, maka pada bentuk lahan yang dihasilkan (yang ada pada saat ini) akan tetap menampakan ciri bentuk struktur lipatan atau patahan tersebut, meskipun telah terjadi proses evolusi geomorfik yang cukup intensif.
3.      Sampai batas tertentu, permukaan bumi mempunyai relief, karena proses geomorfik yang bekerja pada tempat yang berbeda tersebut tidak sama intensitasnya.

4.      Proses geomorfik meninggalkan bekasnya (imprint) pada bentuk lahan, dan setiap proses geomorfik menghasilkan kharakteristik yang unik dan menjadi penciri dari bentuk lahan yang dihasilkannya).
Contoh, dua bentuk lahan yang ekstrim yaitu bentuk lahan daerah perbukitan dan dataran banjir. Erosi yang terjadi di daerah perbukitan yang berlereng curam, menghasilkan gully erosion. Bentuk alur tersebut menunjukan bahwa telah terjadi penggerusan tanah oleh agen erosi (air) secara vertikal yang in-tensif akibat dari gerakan air limpasan yang cepat (energi tinggi) pada lereng yang curam. Sebaliknya, erosi di daerah yang relatif datar (yaitu daerah da-taran banjir) menghasilkan alur yang dangkal tetapi lebar, berkelok-kelok (po-la meander). Karakteristik itu menunjukan telah terjadinya erosi ke arah late-ral yang lebih dominan daripada yang ke arah vertikal. Jadi, proses geomorfik (dalam hal ini erosi) di kedua landform tersebut tetap membekas pada ben-tuk lahan yang terbentuk melalui proses itu.
PETA GEOMORFOLOGI
            Peta geomorfologi didefinisikan sebagai  peta yang menggambarkan bentuk lahan,genesa,beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala.Berdasarkan definisi diatas maka suatu peta geomorfologi harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.       Peta geomorfologi mengambarkan aspek aspek utama lahan yang disajikan dalam bentuk symbol  huruf dan angka,warna, pola garis,dan hal itu tergantung pada tingkat kepentingan masing masing aspek
b.      Peta geomorfologi menyangkut aspekyang dihasilkan dari system survey analitik dan sintetik.
c.       Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas bentuk asalnya.
d.      Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dalam angka,garis maupun keduanya.

Adapun informasi yang terdapat pada peta geomorfologi berupa bentuk geometri serta proses proses yang telah maupun yang sedang terjadi baik endogenik maupun eksogenik.
TUJUAN:
1.      Untuk tujuan sains maka peta geomorfologi diharap mampu member  informasi mengenai hal hal        sebagai berikut :
a)                  Faktor-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan bentang alam
b)                  Bentuk bentuk bentang alam apa yang telah terbentuk karenanya.Pada umumnya hal hal tersebut diuraikan secara deskriptif.Peta gheomorfologi yang disajikan harus dapat menunjang hal hal tersebut diatas,demikian pula klasifikasi yang digunakan.Gambaran peta yang menunjang ganesa dan bentuk diutamakan.
2.      Sedangkan untuk tujuan terapan peta geomorfologi akan lebih banyak memberi  informasi mengenai:
a)                  Geomertri dan bentuk permukaan bumi seperti luas,tinggi,kemiringan lereng,kerapatan sungai,dsb
b)                  Proses geomorfologi yang sedang berjalan dan besaran dari proses seperti:
                                        1.            Jenis proses(pelapukan,erosi,sedimentasi,longsoran,pelarutan dsb)
                                        2.            Besaran dan proses tersebut(berapa luas,dalam,intensitasnya,dsb)

Pada umumnya hal tersebut dinyatakan secara terukur.Peta Geomorfologi yang disajikan harus menunjang hal hal tersebut diatas.demikian pula klasifikasi yang digunakan.Gambaran peta yang diutamakan yang menunjang kondisi parametris serta proses eksogen yang berjalan pada masa kini dan yang akan dating.
INTREPRETASI GEOMORFOLOGI
            Ada dua cara dasar untuk belajar mengenal dan mengidentivikasikan kenampakan kenampakan geologi pada peta topografi.Cara pertama adalah mengamati dengan teliti dan detail terhadap bentuk bentuk dari struktur geologi yang digambarkan dalam bentuk kontur yang biasa disebut kunci untuk mengenal dan mengidentifikasikan ,dan mengidentifikasikan kenampakan geologi.cara kedua adalah melalui metode praktik dan pelatihan sehingga memiliki melakukan deduksi dalam mengidentifikasi dan memaknakan kenampakan kenampakan geologi melalui kajian dengan berbagai kriteria.
2.2 Simbol dan Corak Geologi
Simbol  dan  notasi  (corak)  yang  tertera  pada  peta  geologi  harus  tertera  pada    legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama (tilik Gambar 4). Istilah  Peristilahan  geologi  yang  digunakan  mengacu  pada  Glossary  of  Geology  (American Geological  Institute,  1972);  Peristilahan  geologi  dan  ilmu  berhubungan  (M.M.  Purbo Hadiwidjojo, 1975) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 
Keterangan peta  Keterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris yang dicetak dengan hurup miring. Penyajiaan Peta
1).  Bagan  bakuan  tata  letak  peta  geologi  mengikuti  Penyimpangan  tata  letak  dapat  dilakukan  selama  proses  kartografi,  yaitu berdasarkan atas pertimbangan teknik kekartografiannya.
2).  Korelasi satuan peta diwujudkan dalam gambar, dimana formasi atau satuan batuan yang  terdapat  pada  lembar  peta  dikelompokkan  ke  dalam  endapan  permukaan, batuan sedimen, batuan gunungapi, batuan malihan, batuan beku atau terobosan dan    tektonit.  Setiap  satuan  dinyatakan  dengan  kotak  berlambang  hurup  dan  disusun sesuai dengan kedudukan stratigrafinya
3).  Uraian singkat setiap satuan
a.  Kotak satuan atau formasi berisi simbol hurup dan warna 
b.  dibelakang kotak dituliskan nama satuan atau formasi dengan hurup besar
c.  dibelakang  nama  diikuti  titik  dua  (:)  dan  diuraikan  macam  batuannya  yang  dimulai  dari yang  paling  banyak  menguasai.  Keterangan  berikutnya   menerangkan :
-  informasi tebal lapisan dan atau runtunan satuan/formasi 
-  fosil petunjuk, umur dan lingkungan pengendapan 
-  hubungan antar satuan 
-  sumberdaya mineral dan energi
-  unsur penting yang akan menunjang kelengkapan data
2.3 Ukuran Lembar peta Geologi Sistematik
Ukuran  dan  koordinat  lembar  peta  geologi  sistematik  mengacu  pada  SK  Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya.
1).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:25.000  menggunakan  peta  dasar  topagrafi   berukuran 7'30" x 7'30" dengan rangka jala (grid) 15" x 15".
2).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:50.000  menggunakan  peta  dasar  topografi   berukuran 15' x 15', dengan rangka jala (grid) 30" x 30".
3).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:100.000  menggunakan  peta  dasar  topografi berukuran 30' x 30', dengan rangka jala (grid) 1'x 1'.
4).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:250.000  menggunakan  peta  dasar  topografi berukuran 10 30' x 10 dengan rangka jala (grid) 1' x 1'.
5).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:500.000  menggunakan  peta  dasar  topografi berukuran 20 30' x 20 30'.
6).  Peta  geologi  regional  sistematik  skala  1:1.000.000  menggunakan  peta  dasar  topografi berukuran 80x 60
7).  Peta  geologi  regional  sistematik  skala  1:2.000.000  menggunakan  peta  dasar topografi berukuran 250 x 180
8).  Peta  geologi  regional  sistematik  skala  1:5.000.000  menggunakan  peta  dasar
topografi berukuran 480 x 200
9).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:250.000  mencakup  6  lembar  peta  geologi  skala 1:100.000.
10).  Peta  geologi  sistematik  skala  1:100.000  mencakup  4  lembar  peta  geologi      berskala 1:50.000.
11).  Peta  geologi  regional  sistematik  lainnya  berskala  lebih  kecil  mencakup  seluruh     luas  wilayah Indonesia.  Perluasan  ukuran  format  peta  dapat  dilakukan tergantung kebutuhan dan tujuan.



BAB III
METODELOGI PENELITIAN

1.     Cara Mendapat Data
1.1.Alat dan Bahan
à   Meteran / penggaris
à   Alat tulis
à   Peta
à   Busur
à   Kamera
1.2.Cara kerja
1)      Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2)      Mengamati peta, yaitu mengamati setiap kawsan yang ada di peta, mengamati perbedaan kontur dan tingginya, jarak dari setiap garis konturnya .
3)      Mengamati keadaan di kawasan sebenarnya, yaitu membandingkan keadaan pada peta dengan yang ada di alam sebenarnya. Bila diperlukan dapat pula mengambil gambar dari setiap kawasan yang diamati untuk membuktikan kebenaran data yang tercantum dalam peta.
4)      Mengukur beda tinggi, jarak antar garis kontur, persentase kemiringan lereng dari kawasan yang diamati dan menentukannya dalam jenis relief tertentu, yaitu dengan cara sebagai berikut :
à   Menentukan beda ketinggian :
Δh = titik tert$inggi – titik terendah
à   Menentukan jarak antar garis kontur :
Untuk mengetahui jarak antar garis kontur dapat dicari dengan menarik garis sayatan yang memotong tiap garis kontur, setelah itu didapat titik-titik perpotongan antara garis kontur dengan garis sayatan. Dari setiap titik perpotongan  dapat dibaca dengan menggunakan penggaris berapa jarak antar garis kontur tersebut.
à   Menentukan skala
Misal skala 1,7 centimeter mewakili 100 meter, maka :
1,7 cm : 10000 cm
1 cm    : 5882,35 cm
à   Menentukan persentase kemiringan lereng :
Persentase lereng dapat di peroleh dengan membagi perbedaan ketinggian dengan skala dan mengalikan hasilnya dengan seratus persen,
à   Setelah diketahui persentase kemiringan lahan maka dapat ditentukan pula jenis relief dari kawasan tersebut berdasarkan tabel berikut,
Tabel Klasifikasi Lereng ( Van Zuidam )
Satuan Relief
Sudut lereng
Beda tinggi
Datar atau hampir datar
0 – 2 %
< 5 m
Bergelombang atau miring landai
3 – 7 %
5 – 50 m
Bergelombang / miring
8 – 13 %
25 – 75 m
Berbukit bergelombang / miring
14 – 20 %
50    – 200 m
Berbukit tersayat tajam
21 – 55 %
200 – 500 m
Pegunungan tersayat tajam atau sangat tajam
56 – 140 %
500 – 1000 m
Pegunungan / sangat curam
> 140 %
> 1000 m







BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Tabel Perhitungan Morfologi Tanah
LP
Lokasi
Deskripsi Morfologi
Jenis Morfologi
Slope      ( % )
Keterangan
01
F.Kedokteran Gigi (EF)
Datar,
Pepohonan jarang dan rumput/
semak
Datar

0,81 %
► Panjang lereng 
= 441,17625 m
►Kategori Lereng = 250m -500m (Panjang)
02
Bukit FTP (CD)
Bergelombang, miring landai,
Pepohonan rapat dan semak-semak.
Bergelombang, miring landai
3,45 %
► Panjang lereng 
= 58,8235  m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
03
F. Teknik (AB)
Datar,
Rumput dan semak-semak
Datar/ hampir datar

► Panjang lereng
= 188,2352 m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
04
Stadion (IJ)
Datar, hampir datar
Rumput dan semak-semak
Datar, hampir datar
1,16 %
► Panjang lereng  
= 244,1175 m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
05
FKM, PS. Farmasi, dan PGSD (GH)
Datar dan hampir rata,
Pepohonan jarang dan semak-semak
Datar


0,87 %
► Panjang lereng 
= 352,941m
►Kategori Lereng = 250m -500m (Panjang)
06
Masjid, Kantor Pusat, Perpustakaan (GH)
Datar,
Pepohonan jarang dan semak-semak
Datar
0,87 %
► Panjang lereng 
= 367,6491m
►Kategori Lereng = 250m -500m (Panjang)
07
F. Ekonomi (MN)



► Panjang lereng 
= 241,17635m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
08
FISIP (OP)
Datar,
Pepohonan jarang,
semak-semak,
rumput
Datar

► Panjang lereng  
= 235,294m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
09
F. Pertanian (GH)
Datar rata,
Pepohonan rapat dan semak-semak
Datar
0,87 %
► Panjang lereng 
= 329,4116m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
10
F. Kedokteran (CD)
Bergelombang, miring landai ,
Semak-semak
Bergelombang, miring landai
3,45 %
► Panjang lereng  
= 299,9985m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
11
FKIP dan F.Hukum (UV)
Datar rata,
Pepohonan rapat dan semak-semak
Datar

► Panjang lereng  
= 241,17635m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
12
F.MIPA (EF)
Datar, hampir datar,
Pepohonan rapat dan semak-semak
Datar, hampir datar
0,81 %
► Panjang lereng  
= 311,76455m
►Kategori Lereng = 250m -500m (Panjang)
13
F.Sastra (Z1)
Datar,
Pepohonan dan semak-semak
Datar

► Panjang lereng 
= 235,294m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)
14
F.Teknik Pertanian (CD)
Bergelombang, miring landai,
Pepohonan rapat dan semak-semak
Bergelombang, miring landai
3,45 %
► Panjang lereng  
= 170,58815m
►Kategori Lereng = 50m -250m (Sedang)

PERHITUNGAN PROFIL GEOMORFOLOGI
Skala :
Ø  100 meter tiap 1,7 centimeter
Maka  :
-        1,7cm  : 10000cm
-        1cm     : 58,82m
Perhitungan dengan rumus sbb :
 A-B      →   Relief                             =  kontur tertinggi – kontur terendah
        →   Jarak skala  (AB)           =  jarak antar titik kontur pada peta
        →   Jarak (AB)                      =  Jarak skala × Skala
        →   Slope                              =

1.      A-B →   Relief  =  20m – 5m
                                           =  15m
        →   Jarak skala  (AB)      =  4,1cm
        →   Jarak (AB)                =  Jarak skala × Skala
                                                =  4,1 × 58,82
                                                =  241,162 m
              
        →   Slope                        =
                                                = 6,2 %

2.      C-D →   Relief  =  20m – 5m
                                                       =  15m
        →   Jarak skala  (CD)      = 7,4cm
        →   Jarak (CD)                =  Jarak skala × Skala
                                                = 7,4 × 58,82
                                                = 435,268 m
                                               
        →  Slope                         =
                                                = 3,45 %

3.      E-F  →   Relief  = 9m – 4m
                                                       = 5m
        →   Jarak skala  (EF)       = 10,45cm
        →   Jarak (EF)                 = Jarak skala × Skala
                                                = 10,45 × 58,82
                                                = 614,669 m
                                               
        → Slope                          =
                                                =   0,81 %

4.      G-H →   Relief  = 9m – 3m
                                                       = 6m
        →   Jarak skala  (GH)     = 11,7cm
        →   Jarak (GH)               = Jarak skala × Skala
                                                = 11,7 × 58,82
                                                = 688,194 m
                                               
        → Slope                          =
                                                =   0,87 %

5.      I-J    →   Relief  = 6m – 3m
                                                       = 3m
        →   Jarak skala  (IJ)        = 4,4cm
        →   Jarak (IJ)                  = Jarak skala × Skala
                                                = 4,4 × 58,82
                                                = 258,808 m
                                               
        →   Slope                        =
                                                = 1,16 %

6.      K-L  →   Relief  = 7m – 5m
                                                       = 2m
        →   Jarak skala  (KL)      = 3,8cm
        →   Jarak (KL)                = Jarak skala × Skala
                                                = 3,8 × 58,82
                                                = 223.516 m
                                               
        →   Slove                        =
                                                = 0.89 %

7.      M-N  → Relief  = 9m – 3m
                                                       = 6m
        →   Jarak skala  (MN)     = 11,7cm
        →   Jarak (MN)               = Jarak skala × Skala
                                                = 11,7 × 58,82
                                                =  688,194 m
                                               
        →   Slove                        =
                                                = 0,87 %

8.      O-P  →   Relief  = 5m – 3m
                                                       = 2m
        →   Jarak skala  (OP)      = 3,1cm
        →   Jarak (OP)                = Jarak skala × Skala
                                                = 3,1 × 58,82
                                                = 182,342 m
                                               
        →   Slove                        =
                                                = 1,09 %

9.      Q-R →   Relief  = 6m – 2m
                                                       = 4m
        →   Jarak skala  (QR)      = 7,8cm
        →   Jarak (QR)                = Jarak skala × Skala
                                                = 7,8 × 58,82
                                                = 458,796 m
                                               
        →   Slove                        =
                                                = 0,9 %

10.  S-T   →   Relief  = 5m – 2m
                                                       = 3m
        →   Jarak skala  (ST)       = 7,3cm
        →   Jarak (ST)                 = Jarak skala × Skala
                                                = 7,3 × 58,82
                                                = 429,386 m
                                               
        →   Slove                        =
                                                = 0,7 %


BAB V
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Dalam peta gelogi dan morfologi Kampus Universitas Jember terdapat beberapa jenis tanah diantaranya tanah lempung, tanah lempung lunak, tanah lanau berpasir dan tanah gambut.
Tanah lempung terdapat di kawasan tengah kampus dan merupakan jenus tanah yang dominan yang tersebar di UPT Bahasa, Stadion. FISIP, Perpustakaan, Kantor Pusat, FMIPA, FPERTA,Farmasi, PSKM dan FKG. Tanah lempung lunak terdaat di daerah timur sebelah utara yang tresebar di F. Kedokeran, FTP, dan Sedikir di sebelah barat FKG. Tanah lanau berpasir terdapat didaerah tepi selatan dan tepi barat hingga ke ujung utara yang tersebar di F.Ekonomi, F.Hukum, G. Soetarjo, PKM, SAC hingga ke derah Pengembangan. Sedangkan Tanah gambut hanya terdapar di kawasan F. Kedokteran.



LAMPIRAN
Foto Morfologi Fak. Kedokteran Gigi ( Sayatan E-F )

Foto Morfologi Bukit Fak. Teknologi Pertanian ( sayatan C-D)
Foto Morfologi Fak. Teknik (Sayatan A-B )

Foto Morfologi Stadion ( Sayatan I-J )
Foto Morfologi Fak. Kesehatan Masyarakat ( Sayatan G-H )

Foto Morfologi PS Farmasi ( Sayatan G-H )

Foto Morfologi PGSD ( Sayatan G-H )

Foto Morfologi Masjid, Kantor Pusat dan Perpustakaan ( Sayatan G-H )

Foto Morfologi Fak. Ekonomi (Sayatan M-N )

Foto Morfologi FISIP (Sayatan O-P )

Foto Morfologi Fak. Pertanian (Sayatan G-H )

Foto Morfologi Fak. Kedokteran (Sayatan C-D )

Foto Morfologi FKIP (Sayatan U-V )

Foto Morfologi Fak. Hukum (Sayatan U-V )

Foto Morfologi Fak. MIPA (Sayatan E-F )












DAFTAR PUSTAKA

Eastjava.Com [Online]. Tersedia : http:// www.eastjava.com/books/semeru-climbing/html/tips_navigasi.htm - 63k